Senin, 08 Oktober 2012

I Am-sterdam

Author: Ditdit Nugeraha Utama
Document was Supported by: it'sallaboutmindset management
@Amsterdam, Netherlands

Bismillah...
Bergaya di Salah Satu Pojok Kanal di Kota Amsterdam
(Source: it'sallaboutmindset management)

Hari-hariku - yang aku isi -  dengan beberapa jenis pekerjaan atas proyek penelitianku, cukup menguras pikiran dan tenaga; walau memang tidak sepadat yang aku bayangkan. Aktivitasku memungkinkan aku berlama-lama di depan laptopku; berbagi pengalaman, menulis, membuat makalah sampai meng-update blogku; adalah hal-hal yang tidak lepas dari keseharianku pada akhirnya. Namun, harus aku lewati semua dengan ikhlas, sabar, optimal dan tentunya bersungguh-sungguh. Karena ALLAH akan memberikan hal-hal yang memang tidak pernah kita duga-duga, ketika kita melakukan sesuatu kebenaran, yang dilakukan dengan cara bersungguh-sungguh. Tunjukkan saja bahwa kita memang manusia - biasa, manusia yang punya banyak lengah dan kelemahan, maka variabel kesungguhan itu mutlak kita gunakan; dan merupakan pembuktian bahwa kita tidak sombong. Berbeda dengan kalau kita melakukan sesuatu dengan sekedarnya, sekenanya dan tidak fokus; aku menganggap orang seperti itu merupakan contoh orang yang sombong, yang merasa dirinya hebat dan seperti dewa.

I amsterdam Salah Satu Tujuan Para Pelancong
(Source: it'sallaboutmindset management)
Penat? Ya manusiawi. Jenuh? Tentu saja. Akhirnya aku putuskan - di hari Jum'at ini - untuk menelusuri kota 'milik ALLAH' yang lainnya, yaitu kota Amsterdam, Belanda. Sebuah kota yang berjarak kurang lebih 600km dari kota Göttingen ini. Aku harus membeli tiket bus malam lewat internet dengan metode pembayaran menggunakan kartu kredit atau paypal. Aku memilih menggunakan bus dalam perjalananku, karena aku pikir aku tidak sedang memburu waktu; aku hanya ingin menikmati perjalanan, melihat alam sekitar, mencari beberapa referensi yang dibutuhkan, walau pun memang perjalanan di atas bus pun aku lalui di malam hari. Aku harus naik bus dari kota Hanover, jika aku cek dari e-map-ku, kota Hanover berjarak kurang lebih 135km dari Göttingen. Aku lalui perjalanan Göttingen - Hanover dalam waktu kurang lebih setengah jam perjalanan dengan menggunakan kereta ICE (Inter City Express).

Arsitektur Klasik Sebagai Ciri Khas Amsterdam
(Source: it'sallaboutmindset management)
Sampailah aku di Amsterdam - Ibukota (Konstitusi Negara) Belanda - yang berarti dam atau bendungan yang berada pada sungai Amstel. Amsterdam adalah sebuah kota yang 'sangat vulgar' menurutku. Semua serba terbuka dan bebas. Semua yang orang butuhkan, dapat dicukupi disini dengan sangat mudah, asal kocek di kantong cukup untuk melayaninya. Tidak salah ada sebagian orang yang menyatakan bahwa citra Amsterdam identik dengan sex - maaf - dan narkoba; bahkan Amsterdam masuk ke dalam salah satu kota di antara kota-kota di seluruh dunia yang orang sebut dengan sin city. Namun bukan hal itu yang ingin aku detailkan disini. Lagi-lagi - dan ini menjadi hal utama yang aku amati setiap kunjunganku di suatu negara atau kota - aku terkagum dengan tata kelola dan manajemen yang mumpuni dari si pengelola kota. Bangunan-bangunan - bergaya klasik, bernuansa museum dan pencahayaan yang indah pada malam hari - tertata dengan sangat apiknya, memiliki karakteristik khusus menggambarkan kota ini dengan sangat indah; dam dan aliran sungai - salah satu ciri khas Amsterdam pada khususnya dan Belanda pada umumnya - yang mengalir membelah kota, menjadi daya pikat tersendiri dari kota ini, berwisata keliling kota dengan perahu - canal boat - menjadi pilihan yang tidak mungkin diabaikan pada akhirnya; tram yang melintas - hilir mudik - mengiris kota, berjalan teratur tanpa takut menabrak orang yang memang telah terjaga tingkah laku atas disiplin berjalan dan berkendaranya; parkiran sepeda - yang merupakan moda transportasi utama penduduk Amsterdam - di berbagai lokasi - baik di pinggir jalan atau di stasiun - yang tertata dengan sangat teratur, menjadi pemandangan khas tersendiri dari kota ini. Membidik dengan kamera Digital LSR-ku, menjadi aktivitas yang tidak mungkin luput dari hariku di Amsterdam ini.

Samar-samar, aku mendengar orang-orang - di Amsterdam ini - berbicara dalam berbagai macam bahasa yang beraneka ragam; Mandarin, Inggris, Hindi, Arab, Perancis, Belanda, Jerman, merupakan jenis bahasa yang samar-samar terdengar oleh telinga ini; wow bahasa Indonesia - ternyata banyak juga ya yang menggunakan bahasa Indonesia ini, baik orang Indonesia-nya sendiri atau orang asing. Berbagai jenis bahasa yang digunakan, menunjukkan kota ini merupakan salah satu kota tujuan wisata orang-orang dari berbagai pelosok dunia. Konon kota Amsterdam ini merupakan kota yang dikunjungi oleh pendatang, yang terdiri lebih dari 100 jenis suku dan kebangsaan (nationality).

Itulah sekilas ukiran pena sederhana nan fakirku, atas cerita tentang kunjungan singkatku ke kota Amsterdam. Aku hanya berusaha bercerita mengenai kota ini dari sudut lihatku saja, tanpa mampu menggambarkan detail setiap momen dan ekspresi kota ini, karena waktu pun - memang - sudah tidak bisa diajak kompromi lagi. Selepas aku singgah di Stadion Amsterdam Arena - markas klub sepak bola Ajax Amsterdam - aku pun larut kembali di dalam perjalanan malamku menuju Göttingen... Yes, I amsterdam... Terima kasihku ya ALLAH...

Alhamdulillah...

3 komentar:

  1. assalam... wr.wb pak ditdit

    sehat selalu...
    jika ada kesempatan, share tentang aktivitas dari komunitas muslim disana (Eropa) pak... tentunya dari sudut pandang bapak... hehe ;-)
    thanks a lot untuk I Am-sterdamnya!!!

    Wassalam... wr.wb

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wa'alaikum salam
      Akan banyak cerita yang akan saya share... Termasuk Komunitas Muslim disini.. Insya ALLAH...

      Mudah2an sehat selalu, diberi kesempatan dan umur panjang....

      Hapus
    2. Amin ya ALLAH... ditunggu pak share2 tentang "The Dreamland" berikutnya ;-)

      Hapus