Senin, 19 November 2012

Salzburg, Si Kota Tua

Author: Ditdit Nugeraha Utama
@Salzburg, Austria

Bismillah...

Salah Satu Pojok Kota Salzburg
Di akhir minggu ini, di sela dua hari liburku ini, aku mencoba untuk menyambangi sebuah kota klasik - beraroma tua - di sebelah utara Austria; sebuah kota, dimana sebagian orang menyebutnya dengan 'Old Town', atau 'Altstadt' dalam bahasa Jermannya; sebuah kota tempat kelahiran musikus dan komposer terkenal di abad 18, Wolfgang Amadeus Mozart; sebuah kota yang benama Salzburg, Austria. Salzburg merupakan sebuah kota kecil, yang merupakan Ibukota dari State of Salzburg (Land Salzburg). Salzburg berhasil aku capai dalam waktu kurang lebih 6 jam perjalanan dengan menggunakan kereta ICE dari Göttingen, dengan transit sekitar 45 menit di kota München. ICE mampu membelah dan mengiris Jerman dari Göttingen ke Salzburg dengan kecepatan bisa mencapai 300km per jamnya, bahkan lebih. Sangat cepat dan tanpa hambatan.

Salah Satu Pemandangan di Sepanjang Perjalanan
Perjalanan menuju Salzburg; tidaklah berhasil membuat mataku terlelap, walaupun hanya sekejap. Pemandangan di sekitar dan pinggir sepanjang jalan kereta yang membawaku menjelajah bumi Eropa, terus menunjukkan keindahannya sepanjang mata memandang. Pepohonan yang rindang, dan sedikit menguning, yang akhirnya gugur karena datangnya musim dingin; pegunungan yang sangat lembut, yang sedikit malu-malu menampakkan kegagahannya, karena tertutup kabut udara dua derajat celcius di bawah nol; hamparan sabana yang hijau menggoda, menyelimuti tanah gembur nan subur berpori; beberapa kelompok rumah penduduk, yang menunjukkan bahwa daerah tersebut berpenghuni dan ada kehidupan; merupakan penggalan dari film pemandangan nyata milik ALLAH yang mengiringi perjalananku menggapai si kota tua ini. Sesekali, digital LSR-ku berbunyi - kleck - berarti satu dua tiga photo - lukisan pemandangan indah tersebut - berhasil aku bidik dan aku abadikan.

Bangunan Bergaya Barok
Bahwa Salzburg adalah kota tua, memang benar adanya; kota kecil ini memiliki beberapa jejer gedung-gedung berbentuk tradisional klasik abad pertengahan, bergaya arsitektur barok; bahkan rumah tempat kelahiran Mozart di abad 18, sampai hari ini tetaplah terjaga keaslian bentuk arsitekturnya. Bahwa Salzburg adalah kota yang indah, memang benar adanya; kota ini dirimbuni oleh taman-taman kota yang hijau serta bunga beraneka ragam warna; dikelilingi beberapa gunung landai - berada di sebelah utara pegunungan Alpen - dan dibelah menjadi dua bagian oleh sungai yang berair jernih bernama sungai Salzach. Bahwa Salzburg adalah kota yang tertata rapi, memang benar adanya; kota ini tertata dengan sangat teratur dan sangat terjaga kebersihannya, serta dianggap sebagai salah satu situs kebudayaan - kuno - milik dunia. Bahwa Salzburg adalah fenomenal, memang benar adanya; karena Salzburg adalah Salzburg.

Salzburg yang Mula Berguguran

Makan Malam di Taj Mahal Restaurant

Di kota ini pun tersaji beberapa rumah makan halal, baik beraroma India atau pun Melayu. Aku, setelah berhasil mengobrak-abrik setiap sudut ruang kota ini; setelah menembus dingin dan pekatnya malam kota yang sangat sepi ini; akhirnya - alhamdulillah - berhasil menemukan sebuah rumah makan halal, bernama rumah makan Taj Mahal. Rumah makan berkarakter India ini, mampu mensuapi kekeroncongan usus besarku - yang selama sehari ini hanya diisi oleh hidangan ringan dan buah pisang ambon - dengan makanan berasa rempah yang sangat kental. Namun, apa pun itu, akhirnya aku tutup malam minggu di Salzburg ini dengan ucapan syukur tiada henti kepada Zat Pemilik alam semesta, ALLAH Azza wa Jalla.

Museum Mozart
Gembok Cinta
Begitulah Salzburg, sebuah lukisan alam karya Zat Yang Maha Agung, sempurna dan tanpa cela. Kehancuran alam, hanyalah akibat dari ulah manusianya sendiri, dan harus kita akui itu; bahkan ada 'sekelompok orang' yang telah diberikan - secara cuma-cuma - alam nan subur dan hijau, tapi akhirnya menjadi gundul dan gersang karena kebodohan dan kedunguan orang-orangnya. Semoga 'sekelompok orang' tersebut bukanlah terjadi di Indonesia; kalaupun itu terjadi di Indonesia, aku masih berharap, semua itu bukanlah terjadi di Indonesia....

Alhamdulillah...

2 komentar: