Minggu, 09 Desember 2012

Selamat Datang Salju...

Author: Ditdit Nugeraha Utama
@Göttingen, Germany

Bismillah...
Ku berdiri dari tempat dudukku, yang telah kududuki hampir lebih dari enam jam ini; ku gerakkan seluruh badanku, agar pegal dan lelah yang sangat aku rasakan hilang; ku tengokkan mukaku ke arah jendela, jendela yang sengaja aku buka tirai penutupnya; ku langkahkan kakiku ke arah jendela itu, perlahan namun pasti, sambil ku pandangkan mataku jauh ke depan, lurus ke arah luar kamarku, terhunus dan terbelalak. Mataku masih menerawang - namun terhujam - dan memandang jauh ke arah luar kamarku, jauh sampai batas pandang mataku terantuk tembok rumah. Satu, dua, sepuluh, seratus, seribu, sejuta, semilyar; bulir-bulir putih itu mulai berjatuhan, bulir-bulir putih itu mulai menyelimuti tanah, tumbuhan dan bebatuan; bulir-bulir putih itu mulai mendinginkan bumi; dingin yang membekukan, dingin yang menusuk tulang-belulang pada tubuh, dingin yang menyadarkanku bahwa musim dingin telah datang. Ya ALLAH, musim dingin itu telah di hadapanku sekarang...
Wah Kameraku Kedinginan Nih...
Masih dalam terawang kosongku pada jejatuhan bulir-bulir putih itu... Aku termenung... Tak terasa waktu berlalu begitu sombongnya; sombong, karena waktu tidak akan pernah kembali lagi, walau sekuat daya aku memintanya; sombong, karena waktu akan tetap berjalan, bahkan berlari meninggalkanku, walau sekuat tenaga aku menahannya. Tak terasa waktu begitu cepat berlalu; cepat, karena aku masih merasakan jelas masa-masa kecil nan indahku itu; cepat, karena masih terpatri nyata ukiran nasihat orang tua dan orang-orang lurus di kepalaku; cepat, karena masih hangat puluhan - bahkan ratusan - caci maki hujatan orang-orang yang ku coba untuk aku ingatkan di telingaku; cepat, karena aku masih ingat betul hal-hal nyata yang telah aku perbuat, hal-hal yang mungkin tiada arti di hadapanNYA. Ya ALLAH, akan ENGKAU bawa kemana aku ini? Aku hanya berusaha melakukan sebaik mungkin, semua hal yang harus aku kerjakan; aku hanya berusaha seoptimal mungkin menjalankan peran yang telah ENGKAU pilihkan; tapi... Akan ENGKAU bawa kemana aku ini? Sebuah pertanyaan yang tidak mungkin aku jawab; hanya syukur yang harus tetap aku jaga pada relung raga ini, hanya ikhlas yang harus tetap aku peluk pada ruang dada ini, hanya tawakal yang harus tetap aku genggam pada kedua tangan ini, hanya usaha maksimal yang harus tetap aku tegakkan pada alam luasMU ini; hanya... Ya, hanya itu ya ALLAH, yang dapat aku sembah baktikan kepada MU, hanya itu saja...
Menapaki Jalan Salju Setapak
Hmmm... Yummy...
Berlalunya masa, seharusnya mendekatkan manusia pada kebenaran hidup; bergantinya waktu, seharusnya membawa insan pada kesempurnaan berkehidupan; bergeraknya ke kedewasaan, seharusnya membuat keangkuhan dan arogansi diri lenyap; keangkuhan dan arogansi atas ketidakpatutan pada hukum ALLAH; keangkuhan dan arogansi atas kebodohan pada pilihan jalan hidup; keangkuhan dan arogansi atas kesombongan akan pemaksaan isi kepala yang kosong; keangkuhan dan arogansi atas ketidakikhlasan akan semua putusanNYA; keangkuhan dan arogansi atas ketidakmanutan akan semua tetapan dan takaranNYA. Seharusnya, keangkuhan dan arogansi itu lenyap, lenyap tak berjejak; seperti lenyapnya malam oleh siang, gelap oleh terang, hitam oleh putih, panas oleh dingin; ya panas oleh dingin... Seperti lenyapnya panas oleh dingin...
Wuiihh... Dinginnyaa...
Sayang... Terbalik...
Selamat datang salju, kau telah melenyapkan panas oleh dinginmu; seperti akan lenyapnya keangkuhan dan arogansi oleh keikhlasan dan kerendahhatian...

Alhamdulillah...

2 komentar:

  1. selamat berdingin ria Pak, selamat bersih2 salju yang menumpuk, semoga dinginnya salju tidak menghilangkan semangat belajar dan berbagi. Aamiin... :)

    BalasHapus