@Göttingen, Germany
Bismillah...
Ku berdiri dari tempat dudukku, yang telah kududuki hampir lebih dari enam jam ini; ku gerakkan seluruh badanku, agar pegal dan lelah yang sangat aku rasakan hilang; ku tengokkan mukaku ke arah jendela, jendela yang sengaja aku buka tirai penutupnya; ku langkahkan kakiku ke arah jendela itu, perlahan namun pasti, sambil ku pandangkan mataku jauh ke depan, lurus ke arah luar kamarku, terhunus dan terbelalak. Mataku masih menerawang - namun terhujam - dan memandang jauh ke arah luar kamarku, jauh sampai batas pandang mataku terantuk tembok rumah. Satu, dua, sepuluh,
seratus, seribu, sejuta, semilyar; bulir-bulir putih itu mulai
berjatuhan, bulir-bulir putih itu mulai menyelimuti tanah, tumbuhan dan
bebatuan; bulir-bulir putih itu mulai mendinginkan bumi; dingin yang
membekukan, dingin yang menusuk tulang-belulang pada tubuh, dingin yang
menyadarkanku bahwa musim dingin telah datang. Ya ALLAH, musim dingin itu telah di hadapanku sekarang...
Masih dalam terawang kosongku pada jejatuhan bulir-bulir putih itu... Aku termenung... Tak terasa waktu berlalu begitu sombongnya; sombong, karena waktu tidak akan pernah kembali lagi, walau sekuat daya aku memintanya; sombong, karena waktu akan tetap berjalan, bahkan berlari meninggalkanku, walau sekuat tenaga aku menahannya. Tak terasa waktu begitu cepat berlalu; cepat, karena aku masih merasakan jelas masa-masa kecil nan indahku itu; cepat, karena masih terpatri nyata ukiran nasihat orang tua dan orang-orang lurus di kepalaku; cepat, karena masih hangat puluhan - bahkan ratusan - caci maki hujatan orang-orang yang ku coba untuk aku ingatkan di telingaku; cepat, karena aku masih ingat betul hal-hal nyata yang telah aku perbuat, hal-hal yang mungkin tiada arti di hadapanNYA. Ya ALLAH, akan ENGKAU bawa kemana aku ini? Aku hanya berusaha melakukan sebaik mungkin, semua hal yang harus aku kerjakan; aku hanya berusaha seoptimal mungkin menjalankan peran yang telah ENGKAU pilihkan; tapi... Akan ENGKAU bawa kemana aku ini? Sebuah pertanyaan yang tidak mungkin aku jawab; hanya syukur yang harus tetap aku jaga pada relung raga ini, hanya ikhlas yang harus tetap aku peluk pada ruang dada ini, hanya tawakal yang harus tetap aku genggam pada kedua tangan ini, hanya usaha maksimal yang harus tetap aku tegakkan pada alam luasMU ini; hanya... Ya, hanya itu ya ALLAH, yang dapat aku sembah baktikan kepada MU, hanya itu saja...
![]() |
Menapaki Jalan Salju Setapak |
![]() |
Hmmm... Yummy... |
![]() |
Sayang... Terbalik... |
Alhamdulillah...
selamat berdingin ria Pak, selamat bersih2 salju yang menumpuk, semoga dinginnya salju tidak menghilangkan semangat belajar dan berbagi. Aamiin... :)
BalasHapusSiap... akan saya bersihkan! Aamiin... hehehehe
Hapus