Kamis, 07 Februari 2013

Titik Nadir di Level Filosofis

Author: Ditdit Nugeraha Utama
@Göttingen, Germany

Bismillah...
Di akhir hari-hariku ini, aku sangatlah dipadati dengan berbagai pekerjaan atas penelitianku; namun tetap harus sangat ku syukuri, karena padatnya hari-hariku dengan pekerjaan atas penelitianku, menunjukkan bahwa aku masih dapat bekerja dan memiliki pekerjaan. Minggu-mingguku ini, aku disibukkan dengan berbagai presentasi dan bedah materi risetku; namun tetap harus sangat ku syukuri, karena padatnya minggu-mingguku dengan segudang kajian, menunjukkan bahwa aku masih diberi kesempatan berkreasi dan mengembangkan diri. Bahkan, semua deadline di akhir semester ini, mengharuskanku mencari tahu sebanyak mungkin atas berbagai macam materi mendasar; namun tetap harus sangat ku syukuri, karena aku masih diberi kesehatan dan kemampuan untuk melakukan ibadah versiku ini. Terima kasihku ya ALLAH atas semuanya...

Penelitianku ini, mengharuskan aku menggali sampai ke akar rumput, sampai ke titik nadir, bahkan ke level filosofis, atas berbagai jenis ilmu dasar yang berkenaan dengan biologi, matematika, statistik, bahasa pemrograman komputer, sistem dan kesisteman. Risetku ini, memungkinkanku untuk berlama-lama berkutat dengan rumus dan formula yang penuh dengan angka dan variabel; memungkinkanku berhari-hari berkutat dengan statemen dan aturan kode-kode program komputer. Semakin aku menggelutinya, otak besar - alam bawah sadar - ku ini seperti tersadarkan kembali pada akhirnya; bahwa semua fenomena harus mampu kita coba tafsirkan dengan sangat logis. Semakin aku mendalaminya, otak kanan - emosional - ku ini teryakinkan kembali pada akhirnya; bahwa ALLAH menciptakan semua dengan sangat seimbang, terstruktur, tepat ukur, tidak main-main, akurat dan sangat presisi. Semakin aku mempelajarinya, otak kiri - logika dan rasio - ku ini terasah kembali pada akhirnya; bahwa semua tidak terjadi dengan serta merta dan tanpa skenario. Semakin aku mentadaburinya, semakin sering kata 'mengagungkan' dan 'mensucikanNYA' muncul dari bibir penuh dosa ini... Subhanallah...

Subhanallah... Jutaan bahkan milyaran variable telah ALLAH tambatkan dalam penciptaan bumi, langit beserta isinya; jutaan bahkan milyaran rules / aturan telah ALLAH tuangkan dalam pengaturan bumi, langit beserta isinya ini; jutaan bahkan milyaran akibat atas sebab telah ALLAH ciptakan dalam penjagaan bumi, langit beserta isinya ini. Semua tercipta dengan sangat logis dan teratur; semua terbangun dengan sangat rapih dan penuh perhitungan, semua termenej dengan sangat akurat dan tepat sasaran; dan semua terjaga dengan skenario yang sangat sempurna dan tanpa cela. Kita tidak mungkin dapat mengurai semua pada akhirnya; kita pun tidak mampu untuk memahami seluruh pada akhirnya; otak ini pun tidak akan pernah cukup menapaki mercusuar ilmuNYA ALLAH pada akhirnya; namun bukan itu yang akan ALLAH nilai dan lihat; ALLAH hanya akan memandang atas seberapa maksimal dan optimal usaha yang kita lakukan untuk mengurai itu semua, mencerna, mentadaburi dan ber-iqra atas semua ciptaan maha sempurnaNYA; yang tentunya itu semua akan menjadi catatan indah buku diary amalan perbuatan kita; yang akan ALLAH berikan pada satu hari yang telah tertetapkan, hari dimana tidak ada lagi transaksi catat-mencatat atas amalan yang dilakukan.

Subhanallah... ALLAH memerintahkan kita untuk menancapteguhkan keyakinan di hati ini atas Qadha dan QadarNYA; yang pada hakikatnya, memang semua berjalan di atas Qadha dan QadarNYA. ALLAH menyerukan tanpa lelah kepada kita untuk menyemayamkukuhkan keimanan di ruang dada ini atas Qadha dan QadarNYA; yang pada hakikinya, memang semua berjalan pada rel Qadha dan QadarNYA.

Subhanallah... Dengan QadhaNYA, semua berjalan atas dasar dan 'aturan main'NYA; semua berjalan dengan hukum dan tentuanNYA; semua bergerak pada sebab dan akibatNYA. Betapa maha kasih dan sanyangNYA ALLAH kepada umat manusia, ALLAH telah menciptakan semuanya masuk akal dan sangat logis, agar manusia dapat menalar dan memahaminya dengan sangat mudah; namun, kebanyakan dari kita ingkar....

Subhanallah... Dengan QadarNYA, semua berjalan dengan sangat seimbang; semua berjalan dengan sangat akurat, tidak kurang dan tidak berlebihan, bermanfaat dan tidak sia-sia; semua berjalan dengan penuh ukuran yang sangat tepat; berkurang saja sebuah nilai Qadar karena ulah 'bodoh' manusia, alam ini mulai menjadi tidak seimbang, dan bencana tentu akan menjadi sangat dekat pada akhirnya...

Subhanallah... Dengan dua sisi mata uang Qadha dan QadarNYA, semua mengalir secara alamiah dan otomatis;  semua berjalan pada rangkaian cerita dan kisah utuh tanpa terpecah-belah; semua bahu-membahu secara sistemis dan holistis, satu dan berpadu, sinergis dan terinterkoneksikan; yang mengharuskan manusia - sebagai makhluk bernalar tinggi - melakukan semuanya secara manusiawi, bukan dengan cara pragmatis, short cut dan penuh mistis, bukan menjilat atas, menginjak bawah serta menghalalkan berbagai macam cara jahiliyah; setelah semua terusahakan secara maksimal pada konstrain yang ada, biarkan hak ALLAH atas keputusanNYA yang bermain pada status kita masing-masing, bukan lantas kita mengambil peran atas hakNYA, yang menjadikan kita dilabeli sebagai makhluk yang sombong pada akhirnya...

Tidakkah kau lihat semua tercipta dengan sangat seimbang dan tanpa cacat (QS. Al-Mulk: 3), penuh manfaat dan jauh dari kesia-siaan (QS. Ali Imran: 191)? Sebuah kata-kata indah dari Sang Pemilik alam, sebagai sebuah tantangan bagi kaum ulil albab, kaum para pemikir, untuk terus mencari sampai ke liang lahat atas semua fenomena yang terkandung pada ciptaanNYA; karena hanya kaum yang mau berfikir dan memiliki ilmu tinggilah yang akan mampu memahami semua (QS. Al Ankabut: 43). Jika saja, semangat ini menjadi semangat tanpa lelah kita; jika saja, usaha ini menjadi usaha tanpa pamrih kita; jika saja, kajian ini menjadi kajian rutin kita; mudah-mudahan, itu semua menjadi bukti syukur kita padaNYA...

Alhamdulillah...

2 komentar:

  1. MasyaALLAH, benar-benar terharu, merasa diri ini semakin harus merendah dihadapan ALLAH.

    ALLAH lah sebaik-baiknya, Maha perancang sistem yang saling berkaitan satu dengan yang lainnya.

    Sampai suatu waktu semua sistem yang sempurna ini semakin rusak oleh ulah manusia yang 'bodoh' tersebut.


    Terima Kasih sharingnya Pak ditengah-tengah kesibukan Bapak, semoga ALLAH tetap memberikan kekuatan untuk menyelesaikan studi nya dan tentu diberikan bekal yang cukup untuk terus berkarya. Aamiin...

    BalasHapus