Author: Ditdit Nugeraha Utama
@Göttingen,
Germany
Bismillah...
Islamphobia terus dihembuskan oleh
kaum yang tidak menginginkan Islam ada sebagai sebuah ideologi; baik ideologi
individu, komunitas, apalagi bangsa atau negara. Kaum ini terus menyulutkan
kebencian terhadap Islam dengan propaganda negatif akan Islam. Eropa, termasuk
kawasan yang sangat terasa kental sekali kephobiaannya terhadap Islam.
Aku tidak akan sebutkan secara
eksplisit mengenai berbagai jenis reaksi nyata sikap kephobiaan tersebut. Biarkan
saja. Aku hanya ingin menunjukkan sesuatu dari sisi lain, mengenai apa yang aku
alami saja. Di Jerman, beberapa minggu ke depan ini akan – kembali – memasuki musim
dingin. Musim dimana suhu udara bisa mencapai lima, sepuluh bahkan lima belas
derajat celcius di bawah nol. Sangat dingin menusuk ari. Selain pula berasa malam
terus-menerus, itu yang aku rasakan. Waktu gelap matahari – memang – lebih
panjang. Bagi yang suka solat qiyamulail, kita – kadang masih – bisa
melakukannya pada pukul 06.00, karena – bisa saja – waktu subuh akan masuk di
pukul 06.30; itu pun – padahal – setelah waktu Jerman (secara keseluruhan
disebut Western European Time Zone) kembali
bergeser / berkurang 1 jam dari biasanya (di waktu winter perbedaan waktu Indonesia dengan Jerman menjadi 6 jam,
tadinya 5 jam), karena berakhirnya waktu summer
(atau istilahnya the end of daylight
saving time). Sedangkan waktu maghrib datang lebih cepat, di pukul 16.20
bisa jadi waktu solat maghrib telah tiba.
Efek lain tentunya adalah cara
berpakaian. Cara berpakaian ini, untuk kaum yang Islamphobia – pun – digadang-gadang
– sehingga harus – menjadi masalah. Maklumlah, mereka ter-setting kepala dan jiwanya, agar membenci Islam dari berbagai
aspek; agar Islam sebagai sebuah ideologi benar-benar harus tercabut sampai ke
akar rumputnya. Lalu, bagaimana dengan Eropa pada musim dingin ini? Konon hijab
– makanya dilarang karena – dianggap sebagai budaya Islam, maka harus
tercabutkan. Kok, mereka sekarang berhijab ya? Bahkan telapak tangan pun, salah
satu bagian yang boleh nampak pada seorang perempuan, tertutup dengan sangat rapatnya.
Jangankan tatapan mata, atau ciuman hidung; kalau bisa udara pun tidak boleh
menyentuh pori-pori badannya. Hanya muka saja yang masih nampak. Mereka – tidak
hanya perempuan – benar-benar berpakaian syar’i pada winter ini.
Alasan logis? Bahkan hijab – dalam Islam
– sebagai penutup aurat perempuan jauh lebih beralasan logis. Islam sangat
mengagungkan kaum perempuan, karena perempuan adalah sekolah pertama bagi
bangsa dan umat. Ibulah (perempuan) yang disebutkan pertama sampai tiga kali oleh Rasul
untuk kita berbakti, sebelum rasul menyebut Bapak (laki-laki). Islam sangat
menjaga kaum perempuan, dengan caranya yang sangat sempurna. Islam menjaga
perempuan dari berbagai aspek, baik lahir maupun bathin. Bahkan sampai level
terdetail sekali pun, yaitu menutup auratnya; dalam rangka menjaga setiap
bagian jengkal fisik perempuan tersebut. Untuk hal ini, aku pernah mendengar
sebuah percakapan – yang cukup menginspirasiku – pada sebuah film karya Dedi
Mizwar, ketika seorang buta berbincang dengan seorang perempuan. Si Buta
bertanya kepada perempuan tersebut, ‘Mba kok tidak menggunakan jilbab?’. Si Mba
– yang memang tidak berjilbab – tersebut bertanya dalam heran, ‘Loh, dari mana Bapak tahu bahwa saya tidak berjilbab? Sedang
Bapak – maaf – tidak bisa melihat’. Lalu si Buta itu menjawab sambil berlalu, ‘Wangi
rambutnya tercium Mba..’.
Itulah Islam. Sempurna, komprehensif dan
sangat holistik. Hanya akal kita – kadang – tidak kita gunakan secara optimal untuk
menalar, yang memungkinkan – naudzubillah min dzaik – akan terus menggerus
kadar keimanannya. Padahal, akallah yang memungkinkan manusia berbeda dengan
makhluk ALLAH lainnya. Padahal, akallah yang akan mengangkat kedudukan manusia-manusia
beriman beberapa harkat.
Itulah Islam. Bahkan hijab telah ada
dalam rencana terstruktur dan indah dari ALLAH. Walaupun alasannya karena
musim dingin, tidak mengapa. Karena manusia butuh alasan logis untuk mengambil
sebuah keputusan penting. Jadi biarkanlah musim winter ini menjadi alasan logis para penduduk Eropa untuk berhijab,
walau dengan cara mereka sendiri. Loh, katanya phobia...
Alhamdulillah...
The world and all things in it are valuable; but the most valuable thing in the world is a virtuous woman.
BalasHapusAnd surely, the best person is someone who always gives others much and much good things...
Hapus