Author: Ditdit Nugeraha Utama
@Göttingen,
Germany
Related article (klik disini)
Bismillah...
![]() |
Suasana di Dalam Bus |
Ya. Sopan dan teratur... Setidaknya,
itulah yang ada di relung kepalaku. Kok bisa ya? Padahal, kontaminasi negatif
akan kehidupan nan fulgar telah menggerogoti hampir 100% pola kehidupan
masyarakatnya. Nalar! Itulah jawabannya. Akal! Itulah jawabannya. Kota ini
dibangun di atas pondasi sistem berdasarkan nalar atau akal manusia yang nyata.
Aspek-aspek reaksi manusia terhadap manusia lain, lingkungan dan alam; berusaha
diimplementasikan – seoptimal mungkin – dengan sangat logis dan masuk akalnya.
![]() |
Anak-anak Kecil Belajar Baris Masuk ke Bus |
Bus yang sopan dan teratur, inilah
contoh yang ingin aku gorestintakan pada tulisan blog-ku kali ini. Bus-bus itu
akan berhenti, di setiap lampu merah; menyerobot lampu merah adalah sebuah
pelanggaran yang sangat luar biasa berat dan memalukan. Bus-bus itu akan
menunggu, yaa menunggu; di saat ada penyebrang jalan yang sedang atau akan
menyebrang melalui zebra cross di hadapannya; bukan sebaliknya, dimana
penyebrang jalan yang harus tengok kanan dan kiri untuk menyebrang jalan;
bahkan anak-anak kecil bisa dengan santainya menyebrang jalan dan lepas dari
pengawasan orang tuanya, dan dengan penuh hormat bus-bus itu akan menunggu. Bus-bus
itu akan mengikuti kayuhan pengendara sepeda di belakangnya, sampai bus
tersebut berhenti di halte yang telah ditentukan; tidak lantas menyerobot
sepeda tersebut dan menikungnya karena dia harus berhenti di halte. Bus-bus itu
akan selalu on time datang dan pergi,
sesuai dengan jadwal yang ditentukan, dan sampai ke halte berikutnya dengan
sangat presisi waktu. Bus-bus itu memiliki fasilitas khusus untuk para manula
dan orang-orang disabilitas; bahkan bus
tersebut mampu menunduk (miring) dan mempersilahkan para manula dan orang-orang disabilitas untuk naik dan turun bus
tersebut tanpa mengalami kesulitan; termasuk fasilitas tempat duduk bagi para manula
dan orang-orang disabilitas tersebut,
yang disesuaikan desainnya. Bahkan fasilitas khusus bagi pembawa dorongan bayi
dan sepeda di dalam bus pun tersedia lengkap. Bus-bus itu dapat mengatur suhu
ruangannya tetap stabil, tidak terpengaruh – sedikit pun – akan suhu musim summer atau winter. Satu hal yang pasti, bus-bus itu teradakan dikarenakan
sebuah optimalitas nalar dan akal manusia yang kemudian diimplementasikan di
atas sebuah sistem sebagai penjaga kekonsistensian dan keteraturannya.
Logis saja dulu, semua akan terasa
nyaman. Logis saja dulu, semua akan terasa elegan. Logis saja dulu, semua akan
terasa seimbang dan penuh ketaraturan pada akhirnya. Apalagi, setelah itu semuanya
tersandarkan pada kelogisan yang islamis, ya sebuah kondisi logis islamis;
dimana islam – diakuisisi – sebagai benteng controlling atas kebenaran pada kelogisan nalar dan akal yang diimplementasikan
tersebut; sehingga, kelogisan nalar dan akal tersebut akan bermakna ganda di
mata ALLAH pada akhirnya...
Alhamdulillah...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus