Selasa, 07 Mei 2013

Leiden nan Tenang...

Author: Ditdit Nugeraha Utama
@Leiden, Netherland

Bismillah...
@Leiden Centraal
Bertemu orang yang syarat pengalaman atas sejarah kelam Indonesia, menjadi oleh-oleh berhargaku yang aku dapat dari kunjunganku di kota Leiden ini.  Orang yang penuh dengan syarat pengalaman sejarah Indonesia di akhir tahun 60an ini, tinggal, menetap, dan telah menjadi warga negara Belanda. Bukan karena keengganan beliau untuk kembali ke Indonesia; bukan pula karena Indonesia telah menjadi cerita masa lalunya yang harus dikubur dalam-dalam; namun sebuah kondisi sistemik yang memungkinkan beliau tidak mungkin untuk kembali ke negara tercinta, Indonesia. Beliau menjadi sesepuh Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) di Belanda; atau minimal menjadi 'dianggap sepuh', karena banyak para anggota PPI di Belanda ini berkunjung ke kediaman beliau, just share and talk something. Banyak cerita yang berhasil aku dengar dan pelajari darinya, walau hanya sejenak aku berkunjung; berbagai cerita kisah nyata, yang semakin memperjelas benang merah sejarah Indonesia, yang menambal sulam keutuhan atas berbagai jenis kebolongan cerita sejarah Indonesia yang ada di kepalaku ini. Kembali dan lagi aku bersyukur kepada ALLAH, atas semua nikmat indah ini.


Kota Leiden, sebuah kota sejuk, sunyi, dan senyap; kota yang membuat aku enggan untuk beranjak meninggalkannya. Kota Leiden, sebuah kota di titik pusat segitiga antara kota Amsterdam, Den Haag, dan Rotterdam, dan berjarak sekitar 45 menit dengan menggunakan kereta dari stasiun Centraal Amsterdam; sebuah kota yang merupakan kota penting yang terletak di provinsi Luid Holland. Kota Leiden, sebuah kota kecil yang memiliki universitas tertua di Belanda, universitas Leiden; sebuah universitas yang berdiri di pertengahan abad ke 16; sebuah universitas yang menjadi tautan mata pencaharian lebih dari 4.500 orang penduduknya ini, menyebabkan kota Leiden ini menjadi kota bernuansa kota pelajar. Kota Leiden, aku menyukai kota ini; menjelajahi sejenak panoramanya, menjadi pengalam baru yang mengasyikkan buatku pada akhirnya. 

Kota asri nan bersih ini, cenderung damai dan tenang, dibelah dua oleh sungai yang bernama Sungai Rhine; sebuah lukisanNYA yang menambah ketakjubanku atas kota ini. Sungai Rhine, sebuah sungai dua fungsi yang sangat dibanggakan penduduk kota Leiden ini, di musim panas dapat menjadi tempat wisata air bagi pengunjungnya, sedangkan di musim dingin ia bisa digunakan sebagai tempat orang ber-ice skating; membuatku terpesona atas keindahannya. Bangunan-bangunan klasik ciri khusus Belanda  abad 17an, masih menjadi panorama dominan dari kota ini; membuat aku ingin berlama-lama tinggal di kota yang ramah dan rapi ini. Tradisional, ramah, dan tenang menjadi kata kunci untuk melukiskan kota Leiden ini; walau pun fasilitas yang tersaji, tetap saja hampir setaraf dengan kota-kota besar lainnya.

Itulah Leiden, sebuah kota yang sempat aku pijak. Hadirnya aku di kota ini, pastilah ada karena skenarioNYA. Hanya hikmah yang harus selalu aku ambil, dan syukur yang harus selalu aku hiasi pada berkehidupanku ini; agar hari-hariku menjadi hari-hari yang bermanfaat tinggi bagi sesama, menjadi pencapaian akhir berkehidupanku. Liburan sejenakku di kota Leiden ini, telah mampu mengembalikan kepenatan pikiran dari kesibukan aktivitas harianku; pikiranku kembali menjadi tenang, setenang kota Leiden...

Alhamdulillah...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar