Kamis, 26 September 2013

Si Tua Berhati Islami...


@Prague, Czech Republic

Bismillah…
“Pada suatu ketika, seekor anjing mengelilingi sebuah sumur. hampir-hampir anjing itu mati kehausan. Tiba-tiba seorang wanita pelacur bangsa bani Israil melihatnya. Maka dilepaslah sepatunya, kemudian diambilkannya air dengan sepatunya, lalu anjing yang hampir mati itu diberinya minum. Maka ALLAH SWT mengampuninya dengan sebab itu” (HR. Al-Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah).

Selepas aku dari pusat kota, hanya untuk sekedar melepas penat dan makan malam; seperti biasa aku harus kembali ke domitori kampusku dengan menggunakan metro (kereta bawah tanah) dan dilanjutkan dengan menggunakan bis. Metro yang harus aku naiki, harus melintasi setidaknya lima stasiun (dari stasiun Muzeum menuju Dajvická); beberapa jenis stasiun metro yang selalu aku lewati selama aku berada di kota Praha ini. Tidak ada yang aneh sebenarnya, pun tidak ada yang spesial yang bisa aku lihat; umumnya bernuansa dan bercita rasa biasa saja. Hanya saja, selama aku berdiri di atas metro ini, karena sesaknya penumpang yang baru pulang bekerja dan kuliah; aku memperhatikan seorang tua dengan seekor anjing yang dia gendong di pangkuannya. Anjing itu terdiam di pangkuan orang tua tersebut pada sebuah tempat – seperti tas – terbuat dari kain, dan sesekali si orang tua tersebut  mengelus-elus anjing tersebut dengan penuh kasih sayang. Anjing ini hanya berusaha untuk menjulur-julurkan lidahnya sambil menengok kiri dan kanan.

Perhatianku tertuju pada pemandangan itu – cukup – lama sekali. Satu hal sedang aku bayangkan; tentu, bukan anjingnya yang aku jadikan tema besar di ceritaku kali ini; namun, sebuah ketulusan seorang tua, yang mau dan mampu merawat seekor ‘anjing buta’. Ya, seekor anjing buta. Entah alasan apa yang ada di hatinya, sehingga dia mau merawat anjing tersebut; bahkan untuk berjalan saja, dia sedikit bersusah payah karena ujurnya. Karena alasan lucunya? Aku – sama sekali – tidak melihat sedikit pun kelucuan dari anjing yang seperti panik, menjulurkan lidahnya tanpa henti dan selalu menengok kanan dan kiri tersebut; dengan mata yang semuanya tampak putih dan menyeramkan, seperti  penampakkan monster di film-film fiksi penuh kebohongan itu. Atau untuk menjaga dirinya? Sepertinya agak tidak masuk akal dan berlebihan, seekor anjing buta mampu menjaga diri si pemiliknya; yang ada, pemiliknya hanyalah disibukkan dengan merawat si anjing itu.

Sekali lagi, bukan anjingnya yang menjadi perhatian lamaku, sehingga aku lupa bahwa stasiun Dajvická yang menjadi final destination station ku telah berhasil metro – yang aku naiki – ini gapai; karena anjing menurutku tetap saja merupakan binatang yang mengeluarkan zat air liur yang bernajis. Namun, apa yang terjadi dengan anjing itu? Jika saja dia ada di luaran sana tanpa dilindungi dan dirawat oleh sang pemilik berhati mulia tersebut. Mungkin anjing itu sudah tidak mampu untuk bertahan hidup.

Sebuah kisah kecil nan sederhana, yang ALLAH perlihatkan untukku. Sebuah kisah kecil namun mampu menarik perhatianku selama aku berada di atas metro. Seorang tua dengan kelembutan hati islami. Sebuah pertunjukkan film berdurasi pendek pada kehidupan nyata ini, yang mampu aku nikmati disini. Di sebuah kota dan negara, yang terasa cukup keras; di sebuah kota dan negara yang pengemudi bisnya lebih kasar di dalam mengendarai bisnya jika dibandingkan pengemudi bis di negara-negara asia timur sana; di sebuah kota dan negara yang konon para penduduknya merupakan pengkonsumsi alkohol terbanyak di dunia.

Adab berkehidupan yang mampu mempertegas untuk berlaku baik dan kasih serta sayang pada semua. Terlebih kepada manusia lain, dengan makhluk lain dan alam ini saja islam mengajarkan untuk menjadi rahmat, bukan perusak dan penjilat. Ya ALLAH, beri kesempatan kami untuk menjadi terbaik bagi sebanyak-banyaknya manusia lain dan alam ini…

Alhamdulillah…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar