Jumat, 16 Januari 2015

Keteladanan Kecil Bernilai Besar


Ditdit Nugeraha Utama
@Göttingen, Germany

Bismillah...
Hari ini aku jalan untuk melepas penatku ke centrum. Ada sebuah scene menarik yang aku temui. Aku coba share di tulisanku kali ini. Singkat cerita seperti ini. Aku sedang menunggu bus bernomor 41 atau 42 yang langsung menuju apartemenku dari centrum ini. Display layar jadwal bus di halte, bus nomor 42 tertulis berdampingan dengan angka 7. Artinya, bus nomor 42 yang aku tunggu akan datang sekitar 7 menit lagi. Biasanya bus-bus disini datang sangat tepat waktu, kalau pun ada keterlambatan, mungkin hanya 1-2 menit; itu pun – kadang – dikarenakan bus tersebut tidak menyalip sepeda yang sedang orang kayuh, dan bus tersebut harus membuntuti sepeda itu di belakangnya, sampai di halte.

Selagi menunggu, aku melihat ada seorang mahasiswi dengan satu tas di punggungnya dan buku / map di tangan kirinya. Mahasiswi tersebut nampak membawa makanan sejenis roti isi di tangan kanannya. Tepat di halte bus, ia memulai untuk memakan roti yang ia bawa itu. Aku melihat, ia makan dengan cukup kerepotan dan sedikit nampak agak terburu-buru, mungkin karena bus yang akan ia naiki akan segera datang, sehingga ia harus memakan roti, yang – mungkin – adalah makan siangnya, dengan sedikit agak tergesa.

Aku tidak sengaja memperhatikan scene itu. Karena sikap kerepotannya itu, pastilah membuat orang-orang yang ada di sekitarnya, yang sebagian sedang menunggu bus, pun – tanpa diperintah – memperhatikannya. Lahap benar makannya, namun satu dua tiga potongan kecil, bahkan sangat kecil, dari roti yang ia makan jatuh ke trotoar. Tentu tidak nampak dan tidak terlihat, karena potongan roti yang terjatuh itu ukurannya pun sangat kecil dan hanya beberapa saja. Lagian, trotoarnya bukanlah trotoar yang klimis, tidak begitu bersih-bersih amat juga.

Namun, apa yang terjadi. Ia menghabiskan makan siangnya secepat kilat, dan kemudian ia menggunakan tisu roti tersebut untuk memunguti sampah. Ya, memunguti sampah yang diakibatkan karena potongan kecil roti yang ia makan tadi. Subhanallah...

Mungkin untuk sebagian orang, penggalan adegan ini tidaklah ada nilainya sama sekali; namun bagiku sangat luar biasa. Si bule ini, untuk kasus ini, ia mampu menempatkan nilai manusianya dengan sangat tepat. Jangankan membuang sampah, puntung rokok, plastik permen, atau lainnya, dengan sembarangan; potongan roti kecil yang diakibatkan ulahnya – yang tanpa sengaja – itu pun ia pungut kembali, dan membuangnya di tempat sampah yang tersedia. Sebuah penggalan adegan film yang membuat pikirku menerawang jauh ke bumi Indonesia. Hmmm... Apa kabar Indonesia ya?

Tak lama kemudian, bus yang ia tunggu pun datang, dan berlalulah ia. Itulah sepenggal cerita yang aku bisa capture siang hari ini, di centrumnya kota kecil Göttingen ini. Menjadi pelajaran bagi kita semua, itu sudah pasti. Menebar sekecil apa pun kebajikan, haruslah menjadi sebuah keniscayaan atas hadirnya kita di muka bumi ini...

Alhamdulillah...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar